A.
ASPEK HISTORIS ACTION RESEARCH
Action
Research atau penelitian tindakan pertama kali berkembang pada tahun 1946 oleh
seorang peneliti psikolog sosial bernama Kurt Lewin pada masa paska perang di
negara Amerika Serikat terhadap sekelompok komunitas masyarakat. Ia
melakukan serangkaian eksperimen yang utamanya berkaitan dengan pekerjaannya
dalam bermacam-macam konteks rumah terpadu. Kurt Lewin mendefinisikan Action
Research sebagai “ a three-step spiral
process of (1) Planning which involves reconnaissance ; (2) Taking action ; and
(3) Fact-Finding about the results of the action “.
Hal inilah
yang kemudian menginspirasi peneliti-peneliti lain untuk melakukan hal serupa.
Terutamanya yang berhubungan dengan dunia pendidikan dimana penelitian dapat
dilakukan di kelas bagi para guru atau sekolah bagi kepala sekolah. Mereka
dapat melakukan kegiatan penelitian untuk memperbaiki kinerja mereka tanpa
harus pergi ke tempat lain, seperti para peneliti konvensional lainnya.
B.
DEFINISI ACTION RESEARCH MENURUT PARA AHLI
1.
Stephen Corey
(1953) “ Action Research adalah proses
yang di buat oleh para peneliti yang mencoba untuk mempelajari masalah
mereka secara saintific agar mereka mendapat panduan, koreksi serta evaluasi
atas keputusan dan tindakan mereka sendiri”
2.
Emily Calhoun
(1994) “ Action Research adalah cara paling menyenangkan untuk mengetahui apa
yang terjadi di sekolah kita dan memutuskan bagaimana membuat itu menjadi
tempat yang lebih baik”
3.
Bogdan &
Biklen (1992) “ Action Research adalah proses yang mengarahkan suatu perubahan
positif”
4.
Ebbutt (1985) “
Action Research adalah studi sistematis yang mencoba untuk meningkatkan
kegiatan pendidikan oleh sekelompok orang yang dimaksudkan untuk perbaikan mutu
kegiatan mereka sendiri serta melihat refleksi dari efek kegiatan tersebut”
5.
Kemmis & Mc
Taggart (1982) “ Action Research adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga
mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman tersebut
dapat diakses oleh orang lain
Jadi secara
umum Action Research dapat di definisikan sebagai sebuah inkuiri atau penelitian dalam konteks yang berfokus pada usaha atau
tindakan untuk meningkatkan kualitas dan performa dari sebuah organisasi.
Secara tipikal ia didesain dan di lakukan para praktisi yang bekerjasama dan
menganalisa data untuk meningkatkan kualitas kerja mereka sendiri dimana
penelitian ini dapat dilakukan perorangan maupun sekelompok orang yang bekerja
dalam team.
Penelitian
Tindakan juga merupakan pengembangan
penelitian terpakai (applied research), dimana dalam hal ini peneliti bersifat
sebagai :
Ö Pemeran
Aktif kegiatan Pokok
Ö Agent
of Change atau agen perubah
Ö
Subject atau object yang di
teliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang di berikan secara terencana
oleh si peneliti.
Dua hal
penting yang muncul dari keberadaan bentuk penelitian dengan menggunakan metode
tindakan yaitu :
1.
Ide yang muncul
dari suatu grup, yaitu dengan melihat pengembangan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh peneliti.
2.
Komitmen dari
para peneliti terhadap peningkatan subyek yang diteliti menjadi lebih baik.
C.
PRINSIP-PRINSIP ACTION RESEARCH (PENELITIAN
TINDAKAN)
1.
Kritik Reflektif
Kritik
reflektif menjamin orang merefleksikan pada isu dan proses serta membuat
eksplisit interpretasi, asumsi dan peduli terhadap pertimbangan yang dibuat.
Dengan cara ini, perhitungan praktis dapat memberikan kemajuan pada
pertimbangan teoritis.
2.
Kritik Dialektika
Diperlukan
untuk memahami serangkaian hubungan antara fenomena dan konteksnya dan antara
elemen-elemen pembentuk fenomena tersebut. Elemen kunci berfungsi untuk
memeusatkan perhatian pada elemen pembentuk yang tidak stabil atau bertentangan
satu sama lain
3.
Sumber daya
Kolaboratif
Para
partisipan dalam proyek penelitian tindakan merupakan pembantu peneliti, dimana
setiap gagasan seseorang sama pentingnya dengan sumber daya potensial untuk
menciptakan kategori interpretif analisis, merundingkan diantara partisipan
tersebut ; bekerja keras untuk menghindari kredebilitas miring yang berakar
dari status utama dari seorang pemilik gagasan.
4.
Ambil resiko
Pemrakarsa
penelitian akan mengundang keikutsertaan seluruh partisipan dan menunjukkan
bahwa mereka akan tunduk pada proses yang sama dan apapun hasilnya pelajaran
akan berlangsung.
5.
Struktur jamak
Sifat
alami penelitian yang berwujud berbagai pandangan, komentar, dan kritik,
mendorong kearah berbagai penafsiran dan tindakan yang mungkin. Struktur jamak
dari penelitian ini memerlukan teks jamak untuk melaporkan. Akan ada banyak
perhitungan secara eksplisit, dengan komentar pada pertentangan mereka dan
rentangan pilihan untuk tindakan yang diperkenalkan.
6.
Teori, praktik,
transformasi
Peneliti bebas untuk membuat eksplisit pertimbangan
teoritis untuk tindakan, dan untuk mempertanyakan dasar pertimbangan tersebut.
Aplikasi berikutnya yang diikuti
diperlukan untuk analisis lebih lanjut dalam suatu siklus trasformatif, yang
secara kontinu mengubah penekanan antara teori dan praktik.
D.
JENIS ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
1.
Penelitian
tindakan tradisional
Pendekatan
ini cenderung kearah konservatif, biasanya memelihara keadaan tetap, khususnya
pada struktur kekuatan organisasi. Seperti yang dilakukan Kurt Lewin terhadap
hubungan antara labour-management.
2.
Penelitian
tindakan Konstektural
Dirujuk
sebagai action learning dan merupakan suatu pendekatan yang diturunkan dari
karya Trist tentang hubungan antar organisasi. Dikatakan konstektural, sepanjang itu memerlukan penyusunan
kembali hubungan struktural antara para aktor dalam suatu lingkungan sosial ;
domain-based, dicoba untuk melibatkan semua pihak dan stakeholder ;
holographic, masing-masing partisipan bertindak sesuai dengan perancang proyek
dan pembantu peneliti.
3.
Penelitian
Tindakan Radikal
Arus
radikal yang mempunyai akar pada Marxian ‘faham materialisme dialektika’ dan
orientasi praxis Antonio Gramsci mempunyi fokus yang kuat kepada emansipasi dan
penanggulangan ketidakseimbangan kekuasaan.
4.
Penelitian
Tindakan Bidang Pendidikan
Menurut Jhon Dewey, pendidik profesional harus
dilibatkan dalam memecahkan masalah masyarakat, sehingga akhirnya banyak riset
tentang pengembangan kurikulum, pengembangan profesional dan penerapan belajar
konteks sosial.
E.
KARAKTERISTIK ACTION RESEARCH (PENELITIAN
TINDAKAN)
Beberapa
karakteristik yang membedakan Action Reseach dengan penelitian formal lainnya yakni
sebagai berikut :
1.
Problem yang di
pecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan
profesi sehari-hari.
2.
Peneliti
memberikan perlakuan atau treatment berupa tindakan terencana dan sekaligus
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subject yang di
teliti.
3.
Langkah-langkah
penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkatan atau daur
yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara
intensif.
4.
Adanya langkah
berfikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. Hal ini
penting untuk melakukan retrospeksi (kaji ulang) terhadap tindakan yang telah
diberikan dan implikasinya yang muncul pada subject yang diteliti sebagai
akibat adanya penelitian tindakan.
F.
TUJUAN ACTION RESEARCH
Secara umum penelitian
tindakan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.
Merupakan salah
satu cara strategik guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu
lembaga.
2.
Mengembangkan
rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang.
3.
Mewujudkan proses
penelitian yang mempunyai manfaat ganda
baik bagi peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang
berkaitan dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang di teliti dalam
mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.
4.
Tercapainya
konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subject
yang diteliti (Mc Niff, 1992)
5.
Timbulnya budaya
meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan penelitian
di bidang yang ditekuninya.
6.
Timbulnya
kesadaran pada subject yang di teliti sebagai akibat adanya tindakan nyata
untuk meningkatkan kualitas.
7.
Diperolehnya
pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara
profesional maupun akademik.
G.
EMPAT LANGKAH PENTING DALAM ACTION RESEARCH (PENELITIAN
TINDAKAN)
1. Planning
(Rencana)
Dimana
perencanaan yang dikembangkan haruslah fleksible untuk mengadopsi pengaruh yang
tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi. Perencanaan sebaiknya lebih
menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul
dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.
2. Action
(Tindakan)
Tindakan
yang baik adalah tindakan yang mengacu pada tiga unsur penting yaitu:
-
The improvement
of practices
-
The improvement
of understanding individually and collaboratively
-
The improvement
of the situation in which the action takes place
3. Observing
(Observasi)
Observasi
yang dilakukan hendaknya memiliki beberapa macam unggulan antara lain :
-
Memiliki orientasi
yang prospektif
-
Memiliki
dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang
4. Reflecting
(Reflektif)
Yaitu
pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subject penelitian
dan telah dicatat dalam observasi. Langkah reflectif juga berupaya mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses,problem, isu dan hambatan yang
muncul dalam perencanaan tindakan strategik. Langkah reflektif ini juga dapat
digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar yang muncul
sebagai konsekuaensi adanya tindakan terencana.
H.
BEBERAPA MODEL
ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
1. Model Kemmis
Model
yang dikembangkan Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yaitu metode yang
menggunakan empat komponen tindakan : Planning, Action, Observing dan
Reflecting dalam suatu sistem spiral yang terkenal.
2. Model Ebbutt
Terdiri
dari tiga tingkatan atau daur yakni :
-
Tingkat pertama,
ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama, lalu tindakan pertama
tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subject yang diteliti.
Semua akibatnya dicatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan
yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi
rencana umum tahap kedua.
-
Tingkat kedua,
rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, monitoring
efek tindakan yang terjadi pada subjek yang di teliti. Dokumentasikan efek
tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ke
tingkat ke tiga.
-
Tingkat ketiga,
tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, dilakukan,
didokumentasikan efek tindakan, kemudian
dikembalikan ke tujuan umum penelitian
tindakan untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat
terpecahkan.
3. Model Elliot
Model
ini dikembangkan oleh Elliot dan Edelman. Mereka mengembangkan model Kemmis
dibuat dengan lebih rinci pada setiap tingkatannya, agar lebih memudahkan dalam
tindakannya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut
digunakan untuk menyusun laporan penelitian.
Dalam
Penelitian tindakan model Elliot ini setelah ditemukan ide dan permasalahan
yang menyangkut dengan peningkatan praktis, maka dilakukan tahap reconnaisance
atau peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan ini adalah untuk melakukan semacam
studi kelayakan untuk mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan
kondisi lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan di
butuhkan subjek yang diteliti.
Setelah
diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan lapanganmaka tindakan
yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang di teliti.
Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek
tindakan yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan yang disertai dengan
faktor-faktor penyebabnya.
Atas
dasar hasil monitoring tersebut, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan
perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan seterusnya
sampai diperoleh informasi atau kesimpulan tentang apakah permasalahan yang
telah dirumuskan dapat dipecahkan.
4. Model McKernan
Pada
Model McKernan,ide umum telah dibuat lebih rinci yaitu dengan diidentifikasinya
permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subject dan
dinyatakannya hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah ini didalam
setiap tingkatan atau daur.
Pada
setiap daur tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan,
apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat dicapai. Jika ternyata
tindakan yang diberikan sudah dapat memecahkan masalahmaka penelitian dapat
diakhiri. Apabila hasil penelitian belum dapat memecahkan permasalahannya, maka
peneliti dapat hasil pada tingkatan berikutnya.
I.
KESIMPULAN
1.
Action Research
(penelitian tindakan) adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam
mengorganisasikan suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain
2. Penelitian
Tindakan mempunyai tiga keunggulan dibanding dengan penelitian dengan
menggunakan metode lain, yaitu :
-
Peneliti dapat
melakukannya tanpa meninggalkan tempat kerja
-
Peneliti dapat
melakukan treatment yang diberikan pada responder dalam penelitian
-
Responder dapat
merasakan hasil treatment yang diberikan
3.
Penelitian
tindakan mempunyai beberapa karakteristik seperti berikut :
- Problem yang
dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan
profesi mereka sehari-hari
-
Peneliti
dimungkinkan untuk memberikan perlakuan atau treatment berupa tindakan yang
terancam untuk memecahkan permasalahan sekaligus meningkatkan kualitas yang
dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
-
Langkah-langkah
penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus atau tingkatan atau
daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara
intensif
-
Adanya langkah
berfikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. Hal ini
penting untuk melakukan introspeksi terhadap tindakan yang telah diberikan
serta implikasinya yang muncul pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya
tindakan
4.
Ada dua pemikiran
kritis, umumnya muncul dari keberadaan bentuk penelititian dengan menggunakan
metode tindakan, yaitu :
-
Ide muncul dari
suatu grup
-
Adanya komitmen
dari para peneliti terhadappeningkatan subjek yang diteliti menjadi lebih baik.
terima kasih artikelnya sangat membantu..
BalasHapusIzin share ya sobat, sangat bermanfaat
BalasHapus